Kerawanan pekerjaan dan perumahan yang tidak terjangkau adalah salah satu alasan terbesar mengapa jutaan orang di seluruh dunia tidak dapat memiliki jumlah anak yang mereka inginkan, kata PBB, Selasa, menyerukan tindakan mendesak untuk mengatasi krisis kesuburan.
Hampir satu dari lima orang menyebutkan ketakutan tentang masa depan, termasuk perubahan iklim, perang dan pandemi, sebagai alasan.
Sebaliknya, hampir satu dari tiga orang telah mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, menurut laporan PBB, dengan angka tersebut mencapai 51% di Maroko.
 Dan untuk keduanya, para sarjana dan pembuat kebijakan semakin melihat lebih dari sekadar wanita untuk memasukkan pria dalam pengukuran ini, dan lebih dari sekadar pasangan heteroseksual, untuk memasukkan mereka pada kontinum gender dan individu lajang, tambahnya.