Donald Trump telah mendorong Iran, Timur Tengah, Amerika Serikat dan kepresidenannya sendiri melintasi ambang batas yang menentukan dengan menyerang program nuklir Teheran.
Presiden yang datang berkuasa untuk mengakhiri perang tampak seolah -olah dia mungkin sudah memulai yang lain.
Trump yang terus -menerus mendorong kendala kekuasaan presiden di rumah  mengirim pasukan AS untuk berperang tanpa memperoleh persetujuan Kongres atau mempersiapkan orang -orang Amerika dengan benar, dan setelah menolak untuk meminta sekutu.
Tidak ada yang tahu, Â kata McGurk, yang sekarang menjadi analis urusan global CNN.
Bahaya langsungnya adalah bahwa, bahkan dalam keadaan melemahnya setelah berhari -hari serangan udara Israel, Iran dapat menyerang pangkalan -pangkalan AS, personel, dan bahkan warga sipil di Timur Tengah dan di tempat lain dan menyeret orang Amerika ke dalam kebakaran besar.
Ia bisa berusaha untuk memprovokasi krisis energi global dengan menutup Selat Hormuz, titik tersedak transit vital untuk ekspor minyak.
Warisan putus asa dari perang Irak dan Afghanistan yang dibuka dengan keberhasilan militer AS yang spektakuler tetapi kemudian berlangsung selama bertahun -tahun, membunuh dan melukai ribuan orang Amerika  menggantung di atas prospek aksi militer AS.
Dia akhirnya memutuskan bahwa risiko yang ditimbulkan kepada Israel, Amerika Serikat dan dunia dari potensi bom nuklir Iran lebih buruk daripada kaskade konsekuensi yang dapat dilepaskan oleh upaya untuk menghentikannya.
Trump juga menguji kedudukannya dengan dukungan politik ultra-loyalnya.
Keputusan Trump untuk menyerang Iran memicu badai politik langsung di AS.